
Masalah lingkungan merupakan hal yang masih menjadi pekerjaan rumah untuk Indonesia dibalik keindahan alam yang dimilikinya.
Banjir, polusi udara, suhu yang semakin hari semakin panas, dan cuaca yang tak menentu merupakan bagian dari masalah tersebut. Setelah diusut, masalah-masalah ini terjadi akibat sikap manusia yang abai dalam menjaga lingkungan salah satunya dalam hal sampah plastik!
Bila ingin tau lebih jauh tentang hal ini, kamu berada pada halaman yang tepat! Artikel ini akan menjelaskan hal tersebut.
Sampah Plastik
Sampah plastik menjadi masalah penting yang perlu ditangani. Pasalnya, masalah ini menjadi pemicu munculnya masalah-masalah lainnya. Terlebih Indonesia merupakan negara penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia.
Data oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah sampah di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Sebanyak 3,2 juta ton diantaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke lautan. Selain itu, jumlah kantong plastik sebanyak 10 miliar lembar per tahun, setara dengan 85.000 ton kantong plastik.
Angka-angka ini diperparah dengan penambahan impor sampah dari negara lain. Pada tahun 2018, impor sampah naik mencapai 150 persen, mencapai penambahan angka 320 ton dari tahun sebelumnya. Buruknya, sampah plastik dapat memicu masalah lingkungan lainnya.
Plastik adalah bahan yang sangat sulit untuk terurai. Bahkan diperlukan waktu selama jutaan tahun agar plastik bisa secara alami. Bahkan disaat terurai plastik berpotensi mencemari lingkungan karena menjadi komponen mikroplastik.
Itu menjadi salah satu alasan mengapa sampah plastik dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah, karena sebetulnya plastik tidak benar-benar hilang namun meninggalkan bentuk baru yang mengendap pada tanah dan terkontaminasi dengan sumber makanan.
Fakta lainnya menyebutkan bahwa 60 persen dari sampah plastik tersebut berakhir di perairan. Ekosistem laut turut menjadi dampak dari penggunaan plastik. Kandungan air akan tercemar dan menyebabkan dampak serius pada biota laut.
Sudah banyak kasus yang menimpa hewan laut akibat membludaknya plastik di lautan. Diantara kita mungkin sudah tak asing melihat video kura-kura yang terjerat botol plastik pada lehernya yang berseliweran di timeline media sosial. Atau video paus yang mati karena terlalu banyak mengkonsumsi plastik yang dianggapnya sebagai makanan
Sedangkan dalam keseharian, kita sudah akrab menyaksikan saluran air yang mampet tersumbat sampah, atau bahkan banjir bandang saat musim hujan tiba. Sudah tau siapa dalangnya? Ya, sampah plastik!
Selain itu kehadiran tumpukan sampah berpotensi mencemari lingkungan sekitar, baik tanah, air, ataupun udara.
Bagaimana Cara Mengurangi Sampah Plastik?
Indonesia bukan satu-satunya negara yang berkutat dengan masalah sampah, bahkan masalah ini sudah menjadi masalah global. Banyak usaha yang sudah dilakukan berbagai negara untuk menangani ini.
Tapi tak perlu pusing, karena banyak hal kecil yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah plastik. Kami sudah merangkumnya sebagai berikut:
- Menggunakan kembali dan menghindari penggunaan sekali pakai wadah atau botol plastik
- Berhenti menggunakan sedotan plastik, beralih pada sedotan stainless steel atau bambu yang dapat dipakai berulang kali.
- Membawa tas belanja agar tidak menggunakan kantong plastik
- Membeli produk isi ulang untuk meminimalisir sampah kemasan
- Membawa botol minum sendiri dari rumah
- Mengurangi penggunaan microbeads yang terkandung dalam scrub, sabun mandi, dan pasta gigi
Efek Rumah Kaca
Sederhananya efek rumah kaca adalah pemanasan permukaan bumi yang terjadi karena beberapa gas di atmosfer bumi membuat panas matahari terperangkap. Sebenarnya ini merupakan prose alami agar bumi tetap nyaman untuk ditinggali.
Lantas, mengapa ini dikategorikan menjadi masalah lingkungan? Ini dikarenakan aktivitas manusia mempengaruhi efek alami tersebut.
Penggunaan energi dari bahan bakar fosil yang dilakukan manusia menghasilkan karbon dioksida (CO2) di udara. Ini terjadi ketika kita menggunakan listrik ataupun aktivitas lainnya yang menggunakan bahan bakar minyak dan batu bara.
Aktivitas tersebut meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer sehingga memerangkap panas matahari lebih banyak.
Siang hari yang terasa sangat terik merupakan salah satu dampaknya. Peningkatan suhu rata-rata bumi tak hanya membuat cuaca yang semakin terasa panas, tetapi juga melelehkan lapisan es di lautan.
Bahkan para ilmuwan memprediksikan bentuk muka bumi akan berubah drastis dalam 100 tahun kedepan. Bila konsentrasi gas rumah kaca tidak terkendali. lapisan es yang menutupi bagian bumi diprediksikan akan mencair. Sehingga, beberapa daerah akan berpotensi tenggelam karena volume air lautnya semakin bertambah.
Ilmuwan tersebut juga memperkirakan bumi akan menghangat sekitar 4 derajat Celcius pada tahun 2100 mendatang. Duh, nggak kebayang betapa terik dan bagaimana kondisi bumi kedepannya. Bahkan kenaikan suhu yang sedikit saja berdampak pada keseibangan kehidupan seisi bumi.
Cara Menanggulangi Efek Rumah Kaca
Setiap masalah pasti ada solusinya. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi emisi gas rumah kaca. Efek rumah kaca ini dapat ditanggulangi salah satunya dengan cara menanam dan merawat tumbuhan. Kehadiran tumbuhan yang menghasilkan oksigen dapat menyeimbangi produksi gas rumah kaca.
Namun untuk lebih lengkapnya, kami sudah merangkum beberapa cara yang dapat menekan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, yaitu:
- Melakukan tindakan penggunaan kembali untuk menghemat produksi dan pembuangan
- Menghemat penggunaan energi, seperti mematikan lampu, air, pendingin ruangan bila tidak diperlukan
- Meminimalisir aktivitas yang meninggalkan jejak karbon
- Menanam tumbuhan di halaman rumah
- Menggunakan energi yang ramah lingkungan
- Membatasi penggunaan plastik
Pencemaran Udara
Pernah melihat asap berwarna hitam pekat yang keluar dari cerobong asap pabrik? Atau asap kendaraan yang lalu lalang di jalanan? Ini merupakan bentuk pencemaran udara, Tema Siklus.
Masalah lingkungan ini keseharian lebih akrab kita dengar dengan istilah polusi udara. Ini mengacu pada menurunnya kondisi udara karena kontaminasi dengan polutan yang berupa gas maupun benda padat seperti debu dan jelaga.
Sebagian besar penyebab polusi udara adalah gas pembuangan kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor menggunakan bahan bakar minyak yang menghasilkan karbon monoksida (CO) yang merupakan gas pencemar berbahaya.
Selain itu, polutan lainnya juga dihasilkan oleh pembakaran batu bara, aktivitas pertambangan, hingga aktivitas pembangunan gedung dan jalan. Tak cukup sampai disitu, beberapa kegiatan sehari-hari juga turut berdampak pada kualitas udara. Salah satunya ialah membakar sampah.
Kegiatan membakar sampah hingga kini masih sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini sudah menjadi salah satu kebiasaan yang dianggap dapat memusnahkan sampah. Sehingga sulit sekali untuk dikontrol.
Cara Penanggulangan Pencemaran Udara
Udara yang tercemar membuat lingkungan sekitarnya tidak sehat yang dapat mengakibatkan kualitas kesehatan turut menurun.
Berbagai polutan yang mencemari udara dapat terhirup oleh manusia ataupun hewan ketika bernafas. Karbon monoksida (CO), salah satu gas pencemar udara sangat berbahaya bila masuk ke tubuh. Potensi penyakit gangguan dan infeksi saluran pernapasan akan bertambah tinggi seiring menurunnya kualitas udara.
Selain itu, polusi udara juga bisa berdampak pada penipisan lapisan ozon yang melindungi bumi. Hal ini juga berdampak pada efek rumah kaca yang memicu pemanasan global. Lebih jauh lagi, pencemaran udara pada tingkat ekstrim dapat menyebabkan polutan terkontaminasi dengan tanah dan air.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah pencemaran udara semakin bertambah, antara lain:
- Menanam tanaman yang membantu membersihkan udara karena dapat menyerap karbon dioksida dalam proses fotosintesis.
- Tidak membakar sampah di rumah
- Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi
- Menghemat penggunaan energi
- Menggunakan sumber energi alternatif yang lebih ramah ramah lingkungan
Pencemaran Air
Masalah lingkungan ini juga merupakan salah satu masalah global. Penurunan kualitas air menjadi hingga kini penyebab utama di dunia untuk kematian dan penyakit.
Pencemaran atau polusi air merupakan perubahan keadaan tempat penampungan air sehingga kemurniannya terkontaminasi dengan zat pencemar. Tidak hanya terbatas terjadi di sungai, tetapi juga dapat terjadi di danau maupun lautan.
Tercatat lebih dari 14.000 orang meninggal dampak dari sulitnya akses air yang bersih. Di India, diperkirakan sekitar 700 juta penduduk tidak memiliki akses toilet, dan 1.000 anak-anak India meninggal karena diare setiap harinya.
Masalah ini juga terjadi pada negara maju, seperti China. Sekitar 90 persen kota di China mengalami polusi air hingga tingkatan tertentu. Hampir 500 juta warganya tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman.
Sedangkan di Indonesia, World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia melaporkan bahwa 82 persen dari 550 sungai yang tersebar di seluruh Indonesia dalam keadaan tercemar. 52 diantaranya merupakan sungai strategis. Saking tingginya tingkat pencemaran membuat airnya tidak kayak konsumsi.
Polutan yang dapat mencemari air dapat berasal dari bahan kimia, limbah, ataupun mikroorganisme. Mikroorganisme ini biasanya berasal dari berbagai jenis sampah, bangkai dan bahan organik yang berakhir di daerah perairan.
Penyakit infeksi pencernaan akan menghantui bila seseorang mengkonsumsi air tercemar yang mengandung bakteri. Penyakit-penyakit yang dapat muncul diantaranya diare, disentri, bahkan kolera.
Cara Penanggulangan Pencemaran Air
Banyak hal yang dapat dilakukan sebagai cara penanggulangan pencemaran air, diantaranya:
- Menumbuhkan kesadaran akan ketersediaan air dengan tidak merusak dan membiarkan sumber air tercemar
- Meminimalisir produksi limbah, baik limbah pabrik maupun rumah tangga
- Tidak membuang sampah ke sungai ataupun ke sumber air lainnya
- Melakukan penyaringan limbah pabrik sebelum dibuang
- Perancangan sanitasi yang baik
Masalah Lingkungan di Sekitar Rumah yang Bisa Banget Kamu Selesaikan
Empat masalah diatas mungkin sudah pernah kita saksikan di lingkungan sekitar. Langkah kecil Teman Siklus sangat dibutuhkan agar masalah tersebut tidak semakin memburuk. Walaupun kecil, langkah tersebut merupakan hal yang berarti bagi bumi!
Berikut kami merangkum masalah lingkungan sekitar rumah dan solusinya:
Sampah plastik
Membuang sampah sembarangan bisa menyebabkan pencemaran lingkungan. Dari itu, bijaklah atas sampah yang sudah diproduksi. Ini bisa disiasati dengan menghindari penggunaan plastik sekali pakai.
Wadah dan botol bekas bisa digunakan untuk keperluan lain, salah satunya dengan menggunakan nya sebagai tempat isi ulang. Dengan melakukan isi ulang, kamu akan lebih hemat sampah plastik karena dapat membeli produk tanpa kemasan.
Sungai yang tercemar
Sungai sering kali menjadi tempat untuk membuang sampah, akibatnya kualitas airnya menjadi tercemar. Selain itu, sungai yang dipenuhi sampah dapat mengakibatkan banjir karena tidak dapat menampung air hujan secara maksimal.
Ini dapat diatasi dengan menjaga kebersihan sungai dan tidak membuang sampah ke sungai. Alangkah baiknya bila di sepanjang sungai ditanami pohon sehingga dapat membantu penyerapan air lebih baik.
Polusi udara
Biasanya kondisi udara lingkungan sekitar rumah menurun karena beberapa kegiatan seperti penggunaan kendaraan bermotor dan pembakaran sampah.
Kegiatan ini memang agak sulit untuk dihilangkan karena sudah menjadi keseharian. Namun, bagaimanapun juga hasil dari aktivitas tersebut dapat mencemari udara. Solusinya, minimalisir kedua aktivitas tersebut.
Gunakan transportasi umum untuk bepergian, atau berjalan kaki bila jaraknya memungkinkan. Tak lupa, jangan langsung membakar sampah plastik. Pilah terlebih dahulu dan daur ulang sebisa mungkin.
Itulah beberapa masalah yang kerap terjadi di Indonesia di sekitar lingkungan rumah beserta solusinya. Memang cukup banyak dan kompleks, tetapi bak kata pepatah, ‘setiap masalah selalu ada jalan,’
Setiap hal yang dilakukan sebagai upaya mengatasi masalah lingkungan merupakan hal yang berarti bumi. Walaupun itu hanya hal kecil. Bayangkan bila hal kecil itu dilakukan secara bersama-sama? Tentunya akan menghasilkan sesuatu yang lebih besar.
Yuk, turut berkontribusi untuk bumi mulai dari hal kecil yang bisa dilakukan dari rumah.