
Kebayang kan betapa banyaknya benda-benda berbahan plastik di keseharian kita? Mulai dari botol minuman kemasan, peralatan mandi, hingga pembungkus plastik yang dengan mudah kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Nah, kalau semua benda-benda tersebut sudah tidak digunakan lagi bagaimana? Ujung-ujungnya pasti jadi hal yang sering kita buang pada tempatnya, yakni sampah, lebih tepatnya sampah plastik.
Tulisan ini akan menguak segala hal tentang plastik yang perlu kamu ketahui. Mulai dari pengertian, kenapa mereka menjadi sangat banyak, dampak yang ditimbulkan, hingga hal yang dapat dilakukan untuk mengendalikannya. Simak terus, ya!
Apa itu sampah plastik?
Sebelum masuk pada bahasan lebih dalam, mari mulai dengan pertanyaan simpel tentang pengertiannya.
Sampah atau polusi plastik merupakan akumulasi objek yang berbahan plastik seperti botol plastik, kantong plastik, dan sebagai macamnya di lingkungan yang dapat berdampak buruk pada kehidupan, baik tumbuhan, hewan, bahkan manusia.
Hal ni juga mengacu pada sejumlah besar plastik yang tidak didaur ulang, yang akhirnya berakhir di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Ini banyak terjadi di negara berkembang, dimana sampah tersebut hanya berujung di TPA dan tidak diatur.
Namun, pada negara maju sekalipun hal tersebut masih menjadi permasalahan. Dikutip dari website Cleanstreet miliki pemerintah Inggris, Inggris menghasilkan lebih dari 5 juta ton plastik tiap tahunnya. Tetapi, hanya seperempat dari total yang didaur ulang.
Tiga perempat yang tidak didaur ulang memasuki lingkungan kita. Sampah tersebut mencemari laut dan merusak berbagai ekosistem. Di negara yang kurang berkembang, sebagian besar sampah tersebut hanya berakhir di lautan.
Tau nggak sih berapa banyak Jumlah Sampah Plastik di Indonesia ?
Sejak akhir abad ke-20, manusia telah menggunakan plastik. Enam dekade lalu produksi massal plastik dimulai. Ini terjadi secara cepat sehingga menghasilkan 8.3 ton plastik. Kala itu, 90 persen dari plastik yang dihasilkan tidak daur ulang.
Bank Dunia melaporkan pada pertengahan September 2019 bahwa terdapat sekitar 2.01 miliar ton limbah yang menumpuk pada tahun 2016. Pada 2018, sekitar 380 juta ton plastik diproduksi di seluruh dunia setiap tahunnya.
Mengejutkannya lagi, Indonesia meraih posisi lima teratas sebagai penghasil limbah plastik terbanyak di dunia. Saat ini, China masih menjadi menduduki puncak teratas, diikuti oleh Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Sri Lanka.
Pada awal 2021, Indonesia sudah menghasilkan 11.600 plastik yang terbuang. Tercatat ada sekitar 322 ton sampah perhari yang diproduksi oleh Indonesia. Selain itu, hingga kini di Indonesia tercatat ada 925 perusahaan produk plastik. Rata-rata per tahunnya menghasilkan sekitar 468 plastik.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengakui pada 2020 total sampah nasional mencari angka 67.8 juta ton. Bila diasumsikan jumlah masyarakat Indonesia sebanyak 270 juta penduduk, maka perharinya Indonesia menghasilkan sekitar 185.735 ton sampah. Jumlah ini setara dengan 0.68 kilogram per individu setiap harinya.
Parahnya, limbah yang dihasilkan tersebut tidak semuanya dikelola dengan baik. The National Plastic Action Partnership (NPAP) mencatatkan ada sekitar 4,8 juta ton jumlah sampah yang tidak dikelola dengan baik tiap tahunnya. Pengelolaan yang tidak baik tersebut meliputi pembakaran sampah di ruang terbuka (48%), tidak dikelola layak di tempat pembuangan sampah resmi (13%) dan sisanya mencemari saluran air dan laut (9%).
Jumlah-jumlah tersebut diprediksikan akan terus meningkat. Bahkan pada 2050 mendatang diprediksikan jumlah produksi sampah di seluruh dunia akan mencapai 3.4 miliar ton.
Mengapa Jumlah Sampah dari Plastik akan Terus Bertambah?
Jangan heran, karena banyak dari apa yang kita konsumsi terbuat dari plastik. Bukan tanpa alasan, plastik banyak digunakan karena penggunaannya yang murah dan mudah, serta tahan lama.
Namun, disisi lain ketahanan plastik ini menghadir tantangan yang besar. Planet kita tidak dapat secara alamiah mengatasi jumlah plastik yang mencemari lingkungan ini dengan cepat.
Berikut merupakan empat alasan teratas yang menyebabkan plastik begitu banyak di bumi ini:
- Plastik itu murah, mudah didapat, dan penggunaannya tersebar luas
Plastik merupakan bahan yang terjangkau dan tahan lama. Selain itu, plastik juga dapat ditemukan dalam segala hal mulai dari kemasan minuman, sedotan, kantong plastik, dan banyak lagi.
- Populasi dunia yang terus meningkat
Apa hubungannya? Semakin banyak populasi dunia, semakin banyak pula permintaan akan bahan-bahan tertentu. Untuk saat ini, plastik masih memegang pamor karena keterjangkaun yang ditawarkannya.
Sederhananya, semakin bertambahnya jumlah penduduk, konsumsi plastik akan bertambah pula.
- Kebiasaan sekali pakai
Banyak yang berpikir bahwa membeli air mineral dalam kemasan yang berbahan plastik merupakan hal yang praktis ketimbang membawa minum dengan botol yang sendiri. Mereka berpikir bahwa urusannya akan selesai ketika botol plastik tersebut telah masuk ke dalam tempat sampah.
Sayangnya tidak, masih ada proses panjang setelah itu untuk mengupayakan botol tersebut agar tidak menjadi sampah yang kemudian mencemari lingkungan.
- Plastik itu terjangkau, serbaguna, dan tahan lama
Penggunaan plastik juga lebih disenangi karena terjangkau, serbaguna, dan tahan lama.
Sayangnya, sebagian besar plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai.
Buruknya lagi, kita belum bisa mengatasi produksi dan konsumsi plastik. Dari itu, mengurangi penggunaan plastik dan meningkatkan kesadaran tentang daur ulang plastik menjadi sangat penting.
Make Sense kalau Plastik Banyak Digunakan, Apa Bahaya dan Dampaknya?
Setiap tindakan ada konsekuensinya, begitu pula dalam hal plastik. Sampah-sampah yang dihasilkan sangat berdampak bagi lingkungan. Laut menjadi salah satu ekosistem yang paling merasakan dampak tersebut.
Setiap tahun, sekitar delapan ton juta plastik berakhir di laut. Beberapa peneliti memperkirakan bahwa angka ini bisa berlipat ganda pada tahun 2025. Beberapa peneliti lainnya juga mengatakan kemungkinan bahwa laut akan lebih banyak memiliki plastik daripada ikan pada tahun 2050 mendatang.
“Setidaknya 800 spesies di seluruh dunia dipengaruhi oleh sampah laut, dan sebanyak 80 persen sampah itu adalah plastik,” mengutip kalimat yang dipublikasikan oleh WHO.
Banyaknya sampah di laut dapat membuat hewan-hewan terjerat bahkan tertelan oleh hewan. Lebih jauh lagi, bahan kimia plastik yang tertelan oleh hewan dapat mengubah fisiologi mereka dari waktu ke waktu.
Seiring waktu, arus laut menarik sampah-sampah tersebut ketengah dan menghasilkan sebuah pilinan besar yang dipenuhi plastik. Pilinan terbesar ada di Pasifik Utara, antara Hawaii dan California, yang mengandung 1,8 triliun keping plastik.
Pada akhirnya, gerakan pilinan ini menyebabkan sampah tersebut terurai menjadi bagian yang lebih kecil. Hal ini sangat berpotensi mencemari lingkungan dan membuat plastik mudah ditelan oleh hewan laut.
Di daratan, keberadaan plastik juga dapat menjadi bahan pencemar. Sampah plastik dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah karena plastik sulit terurai. Materi yang sulit terurai akan menjadi racun bagi makhluk hidup sekitarnya.
Plastik juga dapat mencemari udara melalui proses pembakaran sampah. Banyak yang menganggap bahwa pembakaran adalah hal yang plastik untuk menghilangkan sampah. Padahal asap hasil pembakaran plastik sangat berbahaya bila terhirup oleh makhluk hidup.
Sejumlah zat berbahaya yang dihasilkan dari pembakaran plastik diantaranya karbon monoksida (CO) dan formaldehida. Dua zat berbahaya ini paling banyak memicu penyakit pernapasan. Asap pembakaran juga mengandung banyak materi yang tak kasat mata lainnya seperti hidrogen klorida, hidrogen sianida, benzena, stiren, arsen, timbal, kromium, furan, PBC, dan lainnya yang dapat mengganggu kesehatan.
Selain itu, plastik yang dibakar sebetulnya tidak benar-benar hilang namun meninggalkan bentuk baru yang mengendap pada tanah dan terkontaminasi dengan sumber makanan.
3 Cara Mengurangi Sampah Plastik: 3R
Laporan terbaru oleh Pew Charitable Trust menunjukkan bahwa tanpa perbaikan pengelolaan limbah, 90 juta ton plastik akan memasuki ekosistem perairan dunia pada tahun 2030. Bahkan plastik sudah ditemukan di tubuh manusia dan di udara.
Selama pandemi, penggunaan plastik malah bertambah. Penggunaan plastik secara drastis meningkat untuk keperluan alat pelindung diri (APD) seperti masker dan pelindung wajah.
Ada 3 cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah plastik yang terangkum dalam 3R (reduce, reuse, recycle). Berikut penjelasan lebih lengkapnya!
Reduce
Cara pertama dalam usaha mengurangi sampah dari plastik dengan cara reduce yaitu dengan mengurangi penggunaan plastik. Cara ini bisa menekan jumlah sampah yang ada saat ini.
Menghentikan penggunaan plastik pada sumbernya merupakan cara yang patut dicoba. Teman Siklus bisa melakukan cara ini dengan berhenti menggunakan plastik sekali pakai. Misal menggunakan tas belanja yang bisa dipakai berulang kali untuk menggantikan kantong plastik.
Contoh lain dari reduce adalah membawa botol minum dan peralatan sendiri agar tidak menambah plastik kemasan yang akhirnya akan terbuang.
Reuse
Cara kedua adalah reuse, yang berarti menggunakan kembali. Reuse merupakan prinsip untuk mepertimbangkan barang sebelum dibuang.
Teman siklus bisa menimbang-nimbang kemungkinan barang tersebut digunakan lagi. Cara ini dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang.
Langkah ini bisa mulai dengan menggunakan botol air mineral bekas sebagai wadah isi ulang. Selain menggunakan kembali, cara ini juga dapat mengurangi produksi sampah kemasan produk sekaligus mendukung mendukung bisnis yang mengurangi sampah dari plastik.
Recycle
Langkah ketiga, adalah recycle atau daur ulang. Bertanggung jawablah atas sampah yang telah diciptakan. Teman Siklus dapat mendaur ulangnya menjadi berbagai hal.
Bila terasa agak repot, cari komunitas atau toko yang menerima plastik untuk di daur ulang. Cara ini dapat membantu agar sampah dari plastik tidak langsung berujung di TPA.
Bahkan, Teman Siklus bisa mendaur ulang plastik menjadi produk kriya yang memiliki nilai jual.
Setelah membaca artikel ini, mungkin Teman Siklus sudah mengetahui banyak hal tentang plastik. Mulai dari pengertian, asal mula, mengapa plastik di Indonesia begitu banyak, hingga cara yang bisa dilakukan untuk menguranginya.
Namun, pastinya hal ini tidak akan berarti apa-apa bila kamu hanya diam setelah mengetahuinya. Aksimu dibutuhkan untuk hal ini. Yuk, mulai bertanggung jawab atas plastik yang kamu ciptakan. Bila masih terasa berat, kamu tetap bisa berkontribusi dengan cara support komunitas atau bisnis yang bergerak untuk mengurangi sampah plastik!